SAMARINDA. Pesta demokrasi lima tahunan yaitu Pemilihan Umum (Pemilu) telah usai pada 14 Februari lalu. Namun, kisah sedih pada saat pelaksanaannya masih ada dan membekas, yaitu gugurnya beberapa petugas pemilu yang kelelahan menjalankan tugas hingga meregang nyawa.
Dalam hal ini, KPU Kaltim pun mencatat di Benua Etam telah ada 22 orang yang dksebut meninggal dunia selama Pemilu kemarin.
Bahkan pihaknya juga mencatat ada sebanyak 476 orang penyelenggara Pemilu di yang mengalami sakit.
Hal itu disampaikan Ketua KPU Kaltim, Fahmi Idris sewaktu penutupa rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara, Minggu (10/3) lalu.
Dirinya menyebutkan jumlah orang meninggal dunia dan sempat sakit tersebut terhitung dari seluruh tahapan pemilu serentak 2024, yang dimulai dari 14 Juni tahun 2022 lalu.
“Sampai dengan saat ini mencatat seluruh tahapan pemilu 2024 mulai 14 Juni 2022 terdapat 476 penyelenggara yang sakit dan 22 meninggal dunia,” ungkapnya sewaktu dalam sambutan.
Fahni juga mengajak seluruh pihak untuk mendoakan bagi para pejuang demokrasi yang telah gugur selama tahapan Pemilu 2024 berlangsung.
“Mari kita memanjatkan doa untuk para pejuang demokrasi yang telah gugur selama tahapan pemilu 2024 ini,” ungkapnya.
Fahmi menegaskan apa yang telah dilaksanakan untuk demokrasi Indonesia akan tercatat dalam sejarah bahwa telah berperan dalam melahirkan pemimpin kedepannya.
“Kita punya peran dalam gelaran demokrasi pemilu tahun 2024 telah melahirkan pemimpin bangsa ini insyaAllah akan menjadi amal ibadah kita,” pungkasnya.
