BerandaHabar BanjarDijadikan Tempat Berkumpul "Anak...

Dijadikan Tempat Berkumpul “Anak Punk”, Pengunjung KWK Barokah dan Syariah Martapura Keluhkan Risih dan Takut

Terbaru

Banjar – Munculnya sejumlah anak jalanan atau yang kerap dikenal dengan Anak Punk di Kawasan Wisata Kulier (KWK) Barokah dan Syariah Martapura, membuat para pengunjung bahkan pedagang merasa resah dan terganggu, pada Kamis (29/2/24).

Anak jalanan ini didominasi oleh para remaja bahkan ada anak dibawah umur, yang mana mereka sering mengisi meja-meja, serta kursi kosong milik pedagang, sehingga pengujung yang datang merasa risih dan takut.

Keberadaan kumpulan anak jalanan yang kebanyakan masih berusia di bawah umur ini, tentunya berdampak pada pendapatan pedagang yang mengaku sepi pembeli.

Salah satu pedagang di Pasar KWK Barokah Martapura , Jayani menjelaskan, keberadaan anak punk tersebut sudah sekitar satu bulan lebih.

“Sudah lebih satu bulan anak punk berada di lingkungan pasar ini. Sejauh ini masih belum ada tindak dari pemerintah,” ujarnya, Kamis (29/2/2023).

Sementara itu, Naim, salah satu pengujung Kawasan Pasar Kuliner (KWK) mengatakan, keberadaan anak punk di KWK ini membuat risih.

“Kemunculan mereka ini membuat saya sebagai pengunjung resah,” ujarnya.

Mendapatkan informasi tersebut, Tim Habarkalimantan.com pun mengonfirmasi kepada Kabag Humas Perumda Pasar Bautung Batuah, Gusti Andreansyah mengakui, sudah sekitar satu bulan aktivitas anak punk mulai marak di pasar KWK Barokah Martapura.

“Tentunya Perumda PBB sudah melakukan berbagai upaya untuk menertibkan anak punk di kawasan tersebut, baik melalui kegiatan sosialisasi, hingga penertiban yang dilakukan petugas Trantib Pasar,” ujar Andre kepada Habarkalimantan.com

Lanjut Andre, Perumda PBB juga sudah berkoordinasi dan bersurat ke Satpol PP Kabupaten Banjar agar aktivitas anak punk yang menggangu kenyamanan dan ketertiban di KWK Barokah Martapura dapat ditertibkan, terlebih menjelang bulan Ramadhan.

“Mungkin sekitar dua minggu yang lalu kita sudah berkirim surat ke Satpol PP. Karena kita juga miris melihat kondisi tersebut, keberadaan mereka jelas mengganggu,” terangnya.

Sambungnya, selain menjadikan KWK Barokah sebagai tempat mengamen, berkumpul, dan tidur, mereka juga kerab melakukan hal-hal yang tidak senonoh.

“Mereka sering kali melakukan hal-hal yang tak senonoh, seperti minum-minuman keras (miras=red), serta menghisap aroma lem fox,” pungkasnya.

Penulis Yanti

Editor AS Pemil

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka