BerandaHabar KotabaruPenjualan Semen PT Indocement...

Penjualan Semen PT Indocement Domestik Capai 4,5 Ton Selama 1 Kuartal Tahun 2024

Terbaru

KOTABARU – PT Indocement mencatat volume penjualan domestik (semen dan clinker) sebesar 4.479 ribu ton atau lebih tinggi +4,1% dibandingkan Q1 tahun lalu, terutama dikontribusi oleh operasional Semen Grobogan.

Pertumbuhan volume penjualan pada periode yang sama tanpa Semen Grobogan -1,4% sedikit lebih rendah dibandingkan pasar.

Volume ekspor semen secara keseluruhan mencapai 70 ribu ton atau turun -55,2%. Sebagian besar ekspor clinker pada Q1 2024 dikirim ke Australia dan Malaysia, sedangkan Q1 tahun lalu terdapat pengiriman ke Bangladesh dan Brunei Darussalam.

Pendapatan Neto berada pada angka Rp4.082,6 miliar atau turun -3,8% karena penurunan harga konsolidasi akibat peningkatan komposisi penjualan produk curah (30,6% di Q1 2024 vs. 25,4% di Q1 2023) dan fighting brands.

Margin EBITDA sebesar 16,8% atau Rp685,2 miliar dan Laba Periode Berjalan sebesar 5,8% atau Rp238,0 miliar.

Terakhir, dari angka di atas, Laba Periode Berjalan sebesar Rp238,0 miliar pada Q1 2024.

Dalam mempertahankan neraca keuangan yang kuat, Indocement membukukan posisi kas bersih dengan Kas dan Setara Kas menjadi Rp2,5 triliun pada 31 Maret 2024.

Corporate Secretary Indocement, Dani Handajani mengatakan meski penjualan secara keseluruhan lebih tinggi, pendapatan neto perseroan melemah karena penurunan harga konsolidasi akibat peningkatan komposisi penjualan produk curah.

“Kami memperkirakan permintaan semen akan meningkat pada periode mendatang dan kami tetap memperkirakan permintaan semen akan tumbuh sebesar 2%–3% pada 2024. Kami masih mengharapkan pertumbuhan semen curah akan lebih tinggi dibandingkan penjualan semen kantong,” tuturnya.

Dengan memperkirakan permintaan semen akan meningkat pada periode mendatang dan pihaknya tetap memperkirakan permintaan semen akan tumbuh sebesar 2%–3% pada 2024.

Ia juga mengharapkan pertumbuhan semen curah akan lebih tinggi dibandingkan penjualan semen kantong.
Proyeksi kenaikan demand semen juga didorong oleh peningkatan anggaran infrastruktur pemerintah, kembalinya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia ke era sebelum pandemi, dan inflasi yang terjaga sehingga menurunkan tingkat suku bunga dalam jangka pendek

“Adapun bergulirnya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian properti dengan harga 2 miliar juga mampu menjadi faktor yang mendorong permintaan semen kantong ke depan,” terangnya.

Manajemen dan SMGR juga meyakini permintaan semen akan bertumbuh. INTP memperkirakan demand semen meningkat 2%-3% pada 2024.

“Sedangkan SMGR meyakini tingginya baglog perumahan hingga masifnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah akan menjadi katalis positif bagi industri semen,” pungkasnya.

Penulis M.Nasaruddin

Editor AS Pemil

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka