BerandaUmumPanen Durian Bukan Dijual,...

Panen Durian Bukan Dijual, Tetapi Petani Ini Bagikan Untuk Masyarakat

Terbaru

BANJAR – Berbeda dengan petani buah lainnya, petani asal Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, memanen buah durian bukan untuk dijual melainkan dibagi kepada masyarakat.

Warhamni yang juga merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjar ini rupanya memiliki keseharian sebagai petani buah, ia mengaku pada musim kemarau panjang di wilayah Kalimantan Selatan, rupanya tidak hanya memberikan dampak buruk terhadap lingkungan, melainkan dapat membawa dampak positif bagi petani buah durian.

“Alhamdulillah, di Kecamatan Karang Intan sudah 3 tahun tidak ada musim panen buah durian, dan tahun ini kita bisa panen. Dengan berkahnya kemarau, maka kita disini bisa menikmati durian, apalagi kan Karang Intan merupakan salah satu penghasil buah durian terbanyak di Kalsel,” ujar politisi Partai NasDem ini, pada Minggu (22/10/23).

Warhamni menuturkan bahwa lahan perkebunan seluas dua setengah hektar tersebut tak hanya menanam buah durian saja melainkan terdapat beberapa buah lokal lainnya seperti cempedak, kapul, langsat batu, rambutan, mundar, rambai, hambawang, ramania dan lainnya.

“Rata-rata perhari untuk durian kita panen 100 biji per harinya. Buah-buah tersebut saya pribadi tidak menjual melainkan dibagikan kepada masyarakat sekitar ataupun para kerabat, saya tidak mengambil untung, hanya ingin berbagi saja,” tuturnya.

Adapun utuk penghasil buah durian di Karang Intan, Desa Biih menjadi yang paling banyak dikenal dan menghasilkan buah durian pada musim panen.

“Penghasil durian juga banyak di Desa Abirau, Sungai Asam, Sungai Alang, Sungai Landas, dan Padang panjang. Daerah-daerah ini kita akan upayakan terdepan sebagai penghasil buah untuk Ibu Kota Negara (IKN), harus kita yang memproduksi lebih banyak,” terangnya.

Tak hanya itu, buah-buah lokal yang mulai langka, ujar Warhamni seperti mundar, hambawang, rambai dan lainnya perlu diperhatikan oleh pemerintah setempat untuk di budidayakan berkelanjutan.

“Jangan sampai buah lokal ini malah langka dan tidak banyak yang tau,” pungkasnya.

Penulis: Teny Ariana Singkek

Editor : AS Pemil

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka