BerandaHabar BanjarbaruDLH Banjarbaru Tambah Alat...

DLH Banjarbaru Tambah Alat Ukur Kualitas Udara Ambien

Terbaru

Dipasang di empat titik lokasi, Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru tambah alat pengukur kualitas udara ambien dengan metode passive semplar, Selasa (12/9/2023) kemarin.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Bidang Penegakan Hukum dan Pengendalian Lingkungan DLH Kota Banjarbaru Shanty Eka Septiani. 

Shanty mengatakan alat passive sampler merupakan peralatan yang digunakan untuk pengambilan sampel udara ambien dengan sistem kerja yang sederhana dan tidak membutuhkan sumber energi listrik dengan parameter ukur NO2 (Nitrogen Dioksida) dan SO2 (Sulfur Dioksida. 

“Alat passive semplar kami pasang di empat titik koordinat yang ada di Kota Banjarbaru. Dimana setelah dua minggu pemasangan hasil analisis alat ukur kualitas udara tersebut akan kami ambil setiap hari. Lalu akan dikirimkan kepusat,” ungkapnya. 

Adapun empat titik lokasi yang dipasang alat passive semplat yaitu kawasan perkantoran di Balai Kota Banjarbaru, kawasan pemukiman di Perumahan Kehutanan, Kelurahan Sungai Besar, Banjarbaru Selatan. 

“Kemudian, kawasan zona transportasi di depan Panti Sosial Bina Mulia Jl.A.Yani KM 27.400, Kecamatan Landasan Ulin dan kawasan Industri LIK Liang Anggang,” tuturnya. 

Peralatan tersebut ujar Shanty di kirim langsung dari KLHK, dan untuk pemantauan udara ambien tersebut bertujuan untuk menyatakan atau menyimpulkan kondisi kualitas udara di wilayah tersebut dalam Indeks Kualitas Udara (IKU) yang merupakan salah satu komponen dari Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) di Ibu Kota Kalimantan Selatan. 

“Pemantauan kualitas udara ini setahun dua kali, tahap pertama kami pada bulan Maret-April, dan ini tahap kedua,” terangnya. 

Perihal kondisi kualitas udara Kota Banjarbaru, Shanty mengatakan secara umum saat ini kualitas udara mengalami penurunan akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). 

“Hasil dari data indeks standar pencemaran udara pagi hari ini masuk kategori kuning, tidak sehat,” katanya. 

Tercatat melalui Stasiun Pemantauan Kualitas Udara Ambien (SPKUA) Kota Banjarbaru di RTH Masjid Al-Munawarah tadi pagi, terjadi peningkatan untuk Parameter PM 10, PM 2,5 dan HC. 

Dengan parameter kritis di PM 2,5 berketerangan tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia, hewan, dan tumbuhan.  

“Karena alat SPKUA yang terpasang di RTH Masjid Al-Munawarah hanya mampu mengukur udara hingga radius 5 kilometer,” jelasnya. 

Sementara data yang terekam melalui SPKUA di RTH Masjid Al-Munawarah pada pukul 20.00 menerangkan kualitas udara sangat tidak sehat dengan keterangan beberapa parameter terjadi peningkatan yaitu parameter PM 2,5 diangka 252, kemudian PM 10 diangka 136 dan HC diangka 119. 

Parameter kritis di PM 2,5 berwarna merah atau dengan keterangan tingkat kualitas udara yang dapat meningkatkan resiko kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. 

Dari kondisi kualitas indeks udara tersebut berakibat

meningkatnya kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kota Banjarbaru. 

Dimana berdasar data Dinas Kesehatan Banjarbaru mencatat pada pekan kedua September sudah ada 969 kasus ISPA yang terjadi di Kota Idaman. Seperti di Kecamatan Banjarbaru Selatan paling banyak ditemui kasus ISPA dengan jumlah kasus sebanyak 218, disusul dengan Banjarbaru Utara sebanyak 123 kasus dan Guntung Payung sebanyak 103 kasus.

Penulis : Teny Ariana Singkek

Editor : AS Pemil

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka