BerandaHabar Provinsi KaltimBadak Kubar Kian Terancam

Badak Kubar Kian Terancam

Terbaru

KUBAR. Badak bercula satu di Kutai Barat yang diberi nama Badak Pahu baru saja diambil sel telurnya untuk dikembangbiakan mengingat spesies hewan mamalia ini sudah semakin langka.

Bahkan dengan keberadaan Badak Pahu ini, Kepala Dinas Pariwisata Kutai Barat Yuyun Diah Setiorini menjelaskan, selain dikembangbiakan, hewan tersebut nantinya juga akan ditransformasikan menjadi destinasi wisata terbatas.

“Rencananya kami bekerjasama dengan KLH (Kementerian Lingkungan Hidup) melalui BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Kalimantan Timur untuk menjadikan badak ini sebagai destinasi wisata terbatas,” kata Yuyun

Dengan menjadikan hewan tersebut sebagai destinasi wisata terbatas, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami pentingnya pelestarian Badak Pahu dan ekosistemnya.

“Hal itu juga bukti komitmen keseriusan kami dan BKSDA menjaga Badak Pahu,” imbuhnya.

Badak Pahu sendiri baru saja diambil sel telurnya untuk dikembangbiakkan. BKSDA Kalimantan Timur melakukannya bersama Pemerintah Kabupaten Kutai Barat dengan cara bioteknologi kedokteran dari Jerman .

“Langkah ini adalah bagian dari upaya kami untuk mengembangkan biakan Badak Pahu melalui bioteknologi kedokteran,” jelas Yuyun.

Untuk Pahu sendiri, yang paling dihindari memang hal-hal yang memicu stres. Makanya pengunjung sangat dibatasi. Yang boleh masuk ke areal kandang dengan jarak tertentu hanya maksimal empat pengunjung. Juga porsi makannya, agar tak kurang.

“Dia tak pernah ngamuk. Untuk menunjukkan ketidaksukaannya paling mendengus keras,” ujar Itha Penjaga Pahu. Pahu tak bisa dijadikan objek wisata atau diposisikan seperti kebun binatang. Namun, untuk keperluan penelitian diperbolehkan dengan izin BKSDA. Nasib spesies langka ini bergantung pada Pahu, betina terakhir.

Dengan usianya yang sudah semakin tua, Pahu diyakini tak bisa menjalani pembiakan alami. Intervensi manusia sangat diperlukan. Misalnya dengan inseminasi buatan atau program bayi tabung. “Sel telurnya diambil untuk dibuahi sel sperma badak dari Sumatra,” ujar Itha.

Soal kemungkinan berhasil, tiada yang tahu kecuali Allah. “Yang penting kita coba aja dulu,” kata dia.

Kemungkinan-kemungkinan masih adanya spesies tersebut di hutan Kalimantan terus dieksplor. Dari survei sosial kepada masyarakat, banyak yang menyebutkan di daerah tertentu dulunya pernah ada badak. Itu yang terus diteliti.

“Untuk biaya, baik perawatan maupun biaya gaji SDM, sekitar Rp 1,2 miliar sampai Rp 1,5 miliar per tahun,” tutup.Keberadaan badak di daerah Mahakam Ulu, juga terus disurvei sejak tiga tahun terakhir. Agar menambah harapan menghindari spesies itu dari kepunahan.

Seperti Pahu, masyarakat Kubar memetik banyak manfaat dari menjaga kelestarian dan keindahan hutan pemberian Tuhan.

Hutan menyediakan tanah yang subur bagi petani dan pekebun. Bentang yang indah untuk dinikmati para pelancong

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka