SAMARINDA.alam pergantian tahun tahun identik dengan jagung bakar. Di Kota Samarinda, sepekan jelang tahun baru sudah jadi hal biasa bermunculan penjual jagung di banyak titik di Kota Tepian.
Jalan Pahlawan, Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota, jadi satu diantara titik utama pedagang jagung bakar karena merupakan jalur utama yang ramai dilintasi masyarakat.
Hanya saja harapan meraup untung dari tanaman dengan Bahasa latin Zea Mays tersebut pada penghujung tahun 2023 ini ternyata diluar ekspektasi. Para pedagang merasakan merasakan penurunan pendapatan dari berjualan jagung di tepi jalan.
“Akhir tahun ini cukup sepi, biasanya ada saja yang pesan satu karung tapi ini belum ada,” ucap Ipul penjual jagung di depan Pasar Segiri.
Biasanya setiap menjelang pergantian tahun Ipul meraup keuntungan Rp500 Ribu hingga Rp800 Ribu setiap kali menjual jagung namun tahun ini tidak sampai sebanyak itu. “Biasanya tembus sampai Rp800 Ribu, tapi sekarang saja belum sampai Rp500 Ribu, saya kurang tahu kenapa,” katanya lagi.
Acep, pedagang jagung lainnya juga merasakan hal yang sama. Ia mengaku ada penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya karena tahun lalu ia mendapatkan kurang lebih Rp500 Ribu dalam penjualan jagung. Jagung yang dijual Toriha satu biji seharga tiga ribu rupiah hingga enam ribu rupiah dan terlihat masih cukup banyak hingga sore tadi. “Semoga saja bisa ramai dan bisa segera habis terjual,” pungkasnya.
Jagung Sepi Pembeli di Tahun Baru
