BerandaHabar KotabaruWaket DPRD Kotabaru Mukni...

Waket DPRD Kotabaru Mukni Af Prihatin Lahan Persawahan Banyak Berubah Fungsi

Terbaru

Wakil Ketua (Waket) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotabaru, Mukni Af mengaku prihatin melihat banyaknya lahan persawahan beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit di Desa Pembelacanan, Kecamatan Kelumpang Selatan, Kabupaten Kotabaru.

Pernyataan ini diungkapkan Mukni Af seusai menghadiri panen padi sawah seluas 20 hektar yang di kembangkan oleh kelompok tani Maju Makmur di desa Pembelacanan, Kecamatan Kelumpang Selatan, Rabu (9/8/2023).

“Saya berharap luasan persawahan yang ada ini bisa dipertahankan untuk menunjang pangan minimal di Kelumpang Selatan,” harap Mukni.

Mukni menjelaskan, berbagai program Pemerintah Kabupaten Kotabaru dalam meningkatkan produksi padi terus dilakukan diantaranya peningkatan mutu intensifikasi (Agrobisnis padi sawah) dalam mendukung program kemandirian pangan nasional dan kedaulatan pangan berbasis agrobisnis.

“Program pemerintah terus digalakkan, namun sayangnya disisi lain justru luasan sawah semakin berkurang,” cetusnya.

Mukni juga menambahkan, kabupaten Kotabaru memiliki potensi pertanian sangat melimpah dan memiliki peranan penting dalam menciptakan kemandirian pangan serta meningkatkan perekonomian.

“Berdasarkan laporan ketua kelompok tani, dari program yang dicanangkan 100 hektar oleh pemerintah di Kelumpang Selatan namun hanya 20 hektar yang terealisasi, padahal peningkatan produksi pertanian di bidang bahan pangan tentu akan memberikan kontribusi hingga membuat stabilitas harga komoditi pangan di Kabupaten Kotabaru dan bisa membantu pengendalian inflasi yang sedang terjadi,” beber Mukni.

Mukni berharap kepada Dinas Pertanian agar lebih aktif untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat akan pentingnya ketersediaan lahan persawahan sebagai sumber pangan di Kelumpang Selatan secara khusus dan Kotabaru pada umumnya.

Sementara itu, Ketua kelompok tani Maju Makmur Desa Pembelacanan Suli Sarwono mengatakan, padi sawah dengan luas sekitar 20 hektar ini, seharusnya dengan luas 50 hektar namun tergerus kebun sawit sehingga hanya bisa digarap 20 hektar.

“Pada tahun 2023 ini ada peningkatan hasil panen padi sawah berkisar 0,3 ton dibandingkan dengan tahun lalu,” ungkapnya.

Suli Sarwono juga menambahkan, para petani mengalami Kendala saat ini karena tidak adanya hand traktor sehingga menghambat para petani dalam menanam karena harus meminjam hand traktor dari pihak lain.

Suli berharap pemerintah daerah melalui program pertanian dapat memberikan bantuan peralatan pertanian yang diperlukan masyarakat agar mampu menggarap lahan yang masih belum dimaksimalkan penggarapan nya untuk menjadi lahan persawahan.

Penulis : M.Nasaruddin

Editor : AS Pemil

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka