BerandaBudayaManuskrif Sejarah Banjar Versi...

Manuskrif Sejarah Banjar Versi Kitab Melayu (1)

Terbaru

Manuskrif dari Kitab Melayu sejarah Banjar ini menurut Kitab yang tertulis di kitab ini, di bacakan H Sayyid Yusuf bin Imran Bahasyim, di tulis kitab ini di perkirakan sejak tahun 1700 an yg bersumber dari kisah kisah orang terdahulu dan selesai ditulis di jaman Sultan Sulaiman.

Tukang baca kisah banjar bernama lengkap Sayyid Yusuf bin Imran Bin Husein Bin Syarif Sohiboel Bin Alwi Bahasyim sendiri, kitab yg di baca tersebut dari koleksi kitab manuksrip bahari.

Leluhur si pembaca merupakan keturunan berdarah campuran kerajaan banjar, beliau adalah juriat salah satu pengawal dari Sultan Hidayatullah yang turut di asingkan Belanda ke Cianjur.

Padatuannya yang bernama Syarif Sohiboel Bin Alwi Bahasyim, saat jaman Sultan Hidayatullah, bergelar Kiyai SoeringRana, seorang Panglima yang mendampingi Sultan Hidayatullah saat di tangkap dan di asingkan besama rombongan, berjumlah 67 orang ke Cianjur.

Berikut cerita dari tulisan kitab sejarah Banjar yang diceritakan oleh H Sayyid Yusuf bin Imran Bahasyim dalam bahasa Banjar.


Saudagar Kaya Datang ke Banua Hujung, Temukan Tanah Berbau Harum

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jadi Membicarakan tentang hikayat banjar, daripada yang punya cerita, ulun Sayyid Yusuf Bahasyim Mi martapura di Sekumpul.

Jadi manceritakan daripada yang punya cerita, cerita adalah hikayat Banjar yang tertulis bahwa asal mulanya adalah saudagar kaya, saudagar kaya itu dari negara keling, bernama Ampu Jatmika.

Jadi Ampu Jatmika ini ada memiliki abah, bernama Mangkubumi yang istrinya bernama Sitirana, itu saudagar kaya raya, yang mana sebelum meninggalnya saudagar kaya itu berwasiat kepada ampu jatmika, bahwa :

Apabila aku meninggal, Kaina ikam cari suatu daerah yang berbau harum dan tanahnya itu hangat. jadi ikam di mana ada daerah yang berbau harum dan tanahnya hangat, untuk cara mengatahuinya itu kena tabuk sahasta tanah itu. mungkin ikam kurang bagus di daerah kita ini (Keling) untuk bertempat tinggal, karena daerah itu daerah nang makmur, daerah nang subur, daerah yang nyaman tantram dan damai, tidak seperti daerah kita, daerah kita ini kena daerahnya rusak, kada aman dan kada damai

Maka beberapa waktu lama meninggalah abahnya Ampu jatmika ini, sehingga Ampu Jatmika setelah meninggalnya abahnya itu, maka berinsiatif dan berpikir dari pada mewujudkan wasiat daripada abahnya Ampu Jatmika.

688px Kalingga Kingdom id.svg
Kerajaan Kalingga (Jawa: ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦭꦶꦔ꧀ꦒ) atau Kerajaan Ho-ling (Hanzi: 訶陵; Hēlíng atau 闍婆; She-pó / She-bó, juga Dūpó / Dūbó dalam sumber-sumber berita Tiongkok) atau kerajaan Keling adalah kerajaan  yang pertama muncul di pantai utara Jawa Tengah pada abad ke-6 Masehi, bersamaan dengan Kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan Sriwijaya.(sumber data foto dan foto : wikipedia)

Maka dikumpulkanlah dari pada hulu balang, dikumpulkan daripada punggawa punggawa, penggawal pengawal dan istrinya yang bernama Sirah Mangguntur dan daripada nahkoda kapal.

Sehingga berhimpunlah seluruh keluarga dan mempersiapakan perbekalan seluruh harta-harta di bawa lewat kapal dan beberapa sekoci dikumpulkan.

Sehingga mengarungi lah lautan melakukan perjalanan, sampai beberapa daerah di singgahi namun tidak ditemukan daerah yang dimaksud, beberapa lamanya perjalanan pada akhirnya dapatlah suatu kampung.

Masuk ke daerah yang mana masuk ke daerah pulau kalimantan ini, sampai yang disebut Kampung Banua Hujung, Kampung Banua Hujung.

Artinya naik ke hulu, dan ditemukanlah satu buah wilayah yang mana di cek oleh ampu jatmika dan para Punggawa – punggawa, panglima panglima yang tadinya tu, termasuk pengawalnya itu, Aria Wiranatas dan punggawa lainnya, ada 4 hulubalang.

Orangnya 40 orang di dalam catatannya itu, sehingga Aria Wiranatas dan Ampu Jatmika turun ke darat, sehingga memeriksa daerah banua hujung tanah, sehingga di temukanlah tanah yang berbau harum dan hangat.

Sehingga menurunkanlah dari pada perbekalan-perbekalan yang dibawa dan seluruh panglima dan hulu balang dan punggawa punggawanya turun, dan keluarga keluarganya pun turun, sehingga mendirikan satu buah rumah mahligai dan beberapa perbekalan yang lainnya.

Candi Agung 5
Pugaran rentuhan yang kerap disebut Candi Agung yang berada di Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara ini dipercaya oleh beberapa sejarawan sebagai lokasi sisa sisa bangunan Kerajaan Dipa. (foto : ezagreen/wikipedia)

Ampu jatmika ini ada memiliki dua orang anak laki-laki,yang tertua bernama Ampu Mandastana dan yang kedua bernama Lambung Mangkurat, jadi dibesarkan di Banua Hujung tadi tu, Sehingga katanya Ampu Jatmika :

Wahai panglima, wahai hulubalang wahai punggawa wahai nakhoda nakhoda, wahai anak-anak ku berdua ini, sesungguhnya, aku ini bukanlah keturunan raja ujar ampu jatmika, aku ini bukan keturunan raja dan bukan asal usulnya daripada raja, namun aku lihat keadaan kita di kampung ini, perlu suatu pimpinan, sehingga kita maatur cara supaya kita ini selamat dunia dan akhirat, kita di kampung ini aku mamimpinakan apabila diperluakan suatu daerah ini, maka aku beri nama kampung ini adalah kampung negara dipa, dan aku bagelar raja negara dipa, yang mana aku ini hanya sekadar mamimpinakan saja, dan kita akan maulah orang yang ahli, supaya kita jangan kena tulah, artinya supaya jangan katulahan, supaya jangan katulahan, supaya jangan kana kutukan, maka aku ingin dibuatakan dua patung laki bini yang terbuat dari kayu cendana, sehingga apabila katulahan atau kutukan, kada kena kita. jadi kana patung itu ja jadinya

Sehingga, Ampu Jatmika mewasiatkan kepada anak anaknya untuk mencarikan seorang raja yang memimpin di dalam Kerajaan Negara Dipa ini.

Yaitu mencari, dan disuruh di situ betapa.

Sebelu meninggalnya, wafatnya ampu jatmika, jadi di situ tercatat bahwa ampu jatmika itu dikuburkan, dimakamkan. Sampai sampai diwasiatkan di situ, bahwa “apabila aku habis umur untuk mamiraguakan (membersihkan) kepada aku, aku suruh akan kepada anakku yang berdua ini, Lambung mangkurat dan saudaranya“.

Sehingga apabila habis umur, ujar ampu jatmika, harta harta ku ini karena di bari bariakan?

Di bari bariakan kepada fakir miskin supaya suka dan senang orang miskin atas sadakah aku?

Dan kuburkan aku di dalam kuburan dengan liang lahat.

Nah ini, ini sejarah tercatat.

Apabila aku meninggal, jar sidin, beri berikan hadiah akan hartaku ini, sumbang akan supaya orang orang miskin suka dan bahagia atas atas duitku, dan mereka suka dan gembira, apabila aku habis umur meninggal, wafat.

Nah itu tuh jar ampu jatmika, jadi ujar ampu jatmika aku ini bukan asal usul raja. Dan aku ini bukan, bukan seorang keturunan raja.

Namun aku ini hanya sekedar memimpin akan, jadi apabila aku meninggal maka, tolong anakku, carikan raja.

Jadi yang satu disuruh untuk mencari di dalam hutan untuk bahasanya itu be tapa atau bahaluwat?

Nah yang satunya disuruh masuk ke daerah sungai kah, Laut kah, artinya tentang satunya daerah pedalaman ke atas, yang satunya di daerah pesisir ke bawah.

199447735 l normal none scaled
Ilustrasi : Lambung Mangkurat di minta untuk melkakukan tapa mencari keturunan raja ke daerah hutan untuk di jadikan raja di Kerajaan Dipa. (foto : 123rf)

Nah sehingga di situ banyaklah riwayat riwayat lagi yang belum ulun ulas akan.

Artinya di jaman ini, adalah di jaman sebelum ajaran nabi Muhammad sampai, ajaran nabi Muhammad belumman sampai, jadi sehingga masih menggunakan agama hanip, agama hanip bukan menyambah patung, bukan menyambah api, dan bukan menyambah pohon.

jadi di sini hanya menggunakan kepercayaan, sehingga hukum syariat belum jalan, hukum syariat nabi Muhammad belum jalan, belum masuk, belum dikenal, belum diketahui, tetapi masih menggunakan kepercayaan yang maha esa.

Terbukti di sini, kalau dipadahakan hindu, di situ tidak tercatat kalau matinya ampu jatmika itu matinya dibakar atau matinya dijadikan patung atau matinya kena diulah penyembahan, kada.

Di situ apabila aku mati, kubur akan aku di dalam liang lahat tertulis, nah gitu.

Jadi zamannya itu, Islam ini mulai zaman nabi adam sudah ada, jadi ajaran yang dipakai oleh ampu jatmika dan lambung mangkurat, di situ ternyata bahwa ajaran yang disampaikan itu adalah ajaran sang maha esa, ajaran sang maha esa.

Nah ajaran sang maha esa, ajaran agama mengenal tuhan sudah masuk.

Ini sudah ulun tabuka’i sudah, belum tamat lagi kandalnya nangkaya Al Quran kandalnya.

Belum tamat lagi, Bersambung, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka