BerandaHabar BanjarBukan Ready Mix Melainkan...

Bukan Ready Mix Melainkan Site Mix, Kades Takuti Khawatirkan Kualitas Jalan Desanya : Sudah Ada Yang Retak

Terbaru

Pengerjaan proyek perbaikan jalan di Desa Takuti, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar yang diduga belum sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dibantah Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPRP) Kabupaten Banjar, Jimmy.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Bina Marga tersebut saat ditemui, Senin (11/09/23) sore.

Diungkapkan Jimmy jika pengerjaan perbaikan jalan di Desa Takuti tersebut memang menggunakan metode Site Mix dan bukan Ready Mix, hal itu dilakukan lantaran memiliki alasan tersendiri, kendati demikian dirinya memastikan jika kualitasnya sesuai atau setara.

IMG20230911173941 scaled
Kepala Bidang Bina Marga, Dinas PUPRP Kabupaten Banjar. Foto : AS Pemil.

“Kita kerja menyesuaikan kondisi lapangan, memang kita mengharapkan pengerjaan disana Batching Plant atau Ready Mix, namun kondisi akses jalan tidak memungkinkan,” ungkapnya.

Kendati demikian lanjut Jimmy, pengerjaan dengan metode site Mix tersebut berlandaskan pada Job Mix Formula (JMF).

“JMF kita merupakan FC 20 MPA, dimana jika dikonversikan sama dengan mutu beton K-225 hingga K-250, itu yang menjadi dasar pencampuran agregat kasar, halus dan semennya, itu pula yang menjadi dasar penyedia bekerja, jadi tidak sembarangan,” beber Jimmy.

Selain itu dikatakan Jimmy jika pengecoran Site Mix tersebut akan diambil sampel kembali untuk dilakukan uji atau tes sesuai umur betonnya yakni minimal 7 hari hingga maksimal 28 hari.

Sementara itu, disinggung terkait penggunaan Besi Rakitan dan bukan Wiremesh untuk tulangan jalan cor, Kabid Bina Marga itu pun kembali menjelaskan jika sebenarnya di dalam RAB awal justru tidak ada.

“Awalnya memang tidak memakai besi sama sekali, namun karena ada sisa anggaran saat proses tendernya dan sisa anggaran itu kita maksimalkan untuk di ajukan addendum penambahan perkuatan berupa besi rakitan, besi ukuran 10 dengan jarak 50 centimeter, di sepanjang pengerjaan jalan tersebut yang panjang jalannya 200 meter dengan lebar 3 meter,” kata Jimmy.

Diketahui, Perbedaan paling menonjol antara mortar ready mix dengan site mix ada pada tempat pengerjaan pencampuran bahan beton itu sendiri. Jika site mix dikerjakan secara manual oleh tenaga manusia, maka beton ready mix dikerjakan oleh mesin yang dikontrol dengan sistem komputerisasi oleh operator produksi.

Dikesempatan berbeda, Kepala Desa Takuti, Bayu menyayangkan pengerjaan perbaikan jalan di Desanya malah dilakukan secara manual (Site Mix), pasalnya di tahun lalu ujar Bayu, pengerjaan justru dilakukan dengan metode Batching Plant (Ready Mix).

“Kalau warga memang senang jika jalan desa diperbaiki, namun kita mengkhawatirkan dari segi kualitas jika itu dikerjakan secara Site Mix (Manual),” bebernya.

“Jika dibandingkan dengan tahun lalu secara akses jalan lebih susah, memang akses jalan tidak memungkinkan truk molen untuk masuk, akan tetapi tahun lalu pengerjaannya juga dilakukan secara ready mix, mereka (Penyedia–Red) melangsir atau memindahkan cor Ready Mix dari Truk Molen menggunakan pick up ke lokasi pengerjaan,” sambungnya.

Mirisnya lagi ujar, Kades Desa Takuti ini, pihaknya juga menemukan bagian-bagian yang sudah nampak retak dari hasil pengerjaan proyek perbaikan jalan di Desanya tersebut.

“Dari pantauan kita terlihat sudah mulai ada yang retak, itu yang kita khawatirkan, jangan-jangan nantinya tidak akan bertahan lama jadinya kan sayang,” cetusnya.

Bayu, Kades Takuti itu pun hanya meminta kepastian apakah pengerjaan perbaikan jalan di Desanya tersebut memang sesuai RAB yang menggunakan metode Side Mix bukannya Ready Mix.

Penulis : Humaira
Editor : AS Pemil

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka