BerandaEkonomiSekolah 'Libur', Penjualan Tempe...

Sekolah ‘Libur’, Penjualan Tempe Melemah

Terbaru

Sudah 4 bulan lebih Masa pandemi Covid-19 melanda, dampak tidak hanya dirasakan dari sektor kesehatan dan pendidikan, dampak juga sangat dirasakan oleh sektor ekonomi.

Salah satunya sektor usaha kecil yang juga ikut terimbas, Purwanto selaku pemilik Pabrik tempe Jl. Mentaos Raya, Kelurahan Loktabat Utara, Kecamatan Banjarbaru Utara, menyatakan penjualan tempe miliknya menurun drastis.

Purwanto mengaku, selama berjualan selama 9 tahun, ia mengatakan baru kali ini mengalami penurunan pendapatan hingga sampai 50 %.

WhatsApp Image 2020 08 13 at 19.52.49
Purwanto pemilik Pabrik tempe Jl. Mentaos Raya menyatakan penjualan tempe turun 50 persen

“iya memang dalam awal masa kita (Indonesia) terserang pandemi ini, penjualan menurun drastis, sebelum pandemi kita mampu mendapat keuntungan per hari itu satu juta rupiah,” ucapnya.

Sementara itu, dimasa pandemi ini, dirinya ungkap Purwanto, hanya mendapatkan keuntungan kotor, Rp 500 ribu saja per harinya.

Kalau dikalkulasi tegas Purwanto, penurunan pendapatan sekitar 50% dari sebelumnya.

“Penurunan ini sangat terasa, salah satunya karena pengaruh dari liburnya sekolah, yang otomatis juga membuat pedagang-pedagang yang jual gorengan disekolah tidak berdagang,” ujarnya.

WhatsApp Image 2020 08 13 at 19.51.56 1
Bahan baku sebenarnya tersedia namun penjualan berkurang karena pandemi covid 19

“Biasanya untuk pembeli tempe ini, adalah para pedagang di kantin-kantin sekolah dari SD sampai SMA, kali inikan mereka libur, para penjual gorengan otomatis mereka tidak membeli lagi, ya kaitannya produksi kami juga tidak terjual,” cetusnya.

Padahal tegas Purwanto, untuk harga tempe tidak ada mengalami kenaikan.

WhatsApp Image 2020 08 13 at 19.51.55
Harga tempe tidak ada kenaikan tetapi pembeli berkurang

“Harga tempe dari 28 ribu rupiah hingga 38 ribu rupiah tergantung ukuran dan dan kualitas,” pungkasnya.

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka