BerandaBudayaBelanda Bakal Kembalikan Ratusan...

Belanda Bakal Kembalikan Ratusan Benda Bersejarah Milik Indonesia Ini

Terbaru

Belanda setuju untuk mengembalikan 472 benda budaya yang diambil dari Indonesia dan Sri Lanka selama era kolonial, mengikuti permintaan dari negara asal, kata pemerintah Belanda, Kamis (6/7).

Dari jumlah tersebut, benda-benda bersejarah yang akan dikembalikan ke Indonesia antara lain Harta Karun Lombok yang terdiri dari 335 benda dari Lombok, empat arca dari Singasari, satu buah keris dari Klungkung, dan 132 benda seni modern dari Bali yang dikenal dengan koleksi Pita Maha.

Kedutaan Besar Belanda di Jakarta menyampaikan keputusan ini diambil oleh Sekretaris Negara Urusan Kebudayaan dan Media Gunay Uslu atas rekomendasi Komite Penasihat Pengembalian Benda Budaya dari Konteks Kolonial yang dikepalai Lilian Goncalves-Ho Kang You.

“Ini adalah pertama kalinya objek dikembalikan dalam kerangka kebijakan saat ini dan berdasarkan saran dari Komite Pengembalian,” ujar Jaef de Boer, Wakil Kepala Bidang Budaya dan Komunikasi Kedutaan Besar Belanda kepada BenarNews pada Kamis.

Pemindahan kepemilikan dari Belanda ke Indonesia akan berlangsung di Museum Nasional Etnologi di Leiden pada 10 Juli.

Benda-benda bersejarah itu saat ini menjadi koleksi Museum Nasional Kebudayaan Dunia dan Rijksmuseum.

“Komite Penasihat Pengembalian Benda Budaya dari Konteks Kolonial kini sedang mempertimbangkan permintaan lebih lanjut dari Indonesia, Sri Lanka dan Nigeria dan nantinya akan mengeluarkan rekomendasi atas permintaan ini,” ujar Jaef.

Namun, Jaef mengaku tidak mengetahui pasti berapa banyak lagi benda bersejarah yang akan dikembalikan ke Indonesia.

“Seperti yang Anda ketahui, ini sebenarnya tergantung pada keputusan pemerintah Indonesia,” jelas Jaef.

Sementara itu, Sekretaris Negara Urusan Kebudayaan dan Media Gunay Uslu mengatakan momentum ini bukan hanya soal pengembalian barang bersejarah, tetapi juga dimulainya kembali periode kerja sama yang lebih erat dengan Indonesia dan Sri Lanka di berbagai bidang, baik penelitian, presentasi, dan pertukaran antarmuseum.

“Ini adalah momen untuk memandang masa depan,” ucap dia dalam keterangannya.

Indonesia pada tahun lalu meminta Belanda mengembalikan sejumlah koleksi benda-benda seni dan ilmu pengetahuan bersejarah yang masih disimpan di sejumlah museum negara itu karena dianggap diambil secara paksa saat perang.

Pada 2020, Raja Belanda Willem Alexander mengembalikan sebilah keris milik Pangeran Diponegoro ke Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Istana Kepresidenan Bogor.

Sebelumnya keris itu didapatkan Belanda saat menangkap Pangeran Diponegoro setelah perang besar 1825-1830. Kolonel Jan-Baptist Cleerens kemudian memberikan keris Pangeran Diponegoro itu sebagai hadiah untuk Raja Willem I pada 1831, lansir Kompas.com.

Indonesia tunggu pengembalian 8 artefak

Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, mengatakan masih ada daftar koleksi lain di luar 472 benda sejarah ini, salah satunya adalah koleksi prasejarah yg dikenal dengan sebutan koleksi Dubois.

“(Nama ini) merujuk pada Eugene Dubois, ilmuwan Belanda yang mempelajari manusia prasejarah di Indonesia pada masa Belanda,” ujar Hilmar kepada BenarNews.

Hilmar mengatakan tidak ada target waktu yang ditetapkan pemerintah untuk pengembalian benda-benda bersejarah itu.

“Tapi kita berharap setelah tanggal 10 Juli ini maka proses untuk koleksi lainnya akan lebih cepat karena sudah ada skemanya,” imbuh Hilmar.

Sri Margana, Anggota Komite Repatriasi yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, mengatakan pengembalian ini sebenarnya kelanjutan dari perjanjian antara Indonesia dan Belanda tahun 1975 mengenai pengembalian warisan budaya.

Namun dalam pelaksanaannya, perjanjian tersebut banyak mengalami hambatan.

“Sejak dua tahun terakhir kesepakatan itu akan dilanjutkan. Tentu ini sebuah kemajuan dan Indonesia harus lebih proaktif,” ujar Sri yang juga Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada ini kepada BenarNews.

Saat ini kata Sri, Indonesia masih dalam proses pemulangan 8 artefak yang sudah diajukan kepada pemerintah Belanda.

Artefak-artefak itu termasuk tulang belulang manusia Jawa, fosil pertama spesies Homo erectus yang diyakini sebagai asal evolusi manusia.

“Ini tantangan bagi Museum Nasional Indonesia untuk mempersiapkan diri menerima dan menyimpan kembali benda-benda itu,” ujar Sri.

Selain itu, lanjut Sri, Indonesia baru mendapatkan data sebanyak 2.500 barang dari pihak Belanda. Setiap barang yang diajukan harus diteliti asal usulnya terlebih dahulu.

“Kita sedang menyeleksinya karena harus bertahap. Kita akan prioritaskan dulu yang nilai historisnya penting,” jelas Sri.

Prioritas benda-benda itu, terang Sri, utamanya artefak-artefak dari masa Hindu dan regalia keraton-keraton yang mengandung pengetahuan penting bagi sejarah peradaban Nusantara.

Perlu perawatan

Sejarawan sekaligus pendiri Komunitas Historia Indonesia Asep Hambali mengatakan pengembalian ini menjadi kabar baik bagi Indonesia dan bukti pemerintah Belanda menepati janjinya.

Namun di sisi lain, Indonesia juga harus menyambut dengan mempersiapkan pengelolaan benda-benda berharga tersebut dengan baik.

Secara teknis, ucap Asep, benda-benda bersejarah tersebut membutuhkan tempat penyimpanan dan perawatan yang tepat sehingga bisa dijaga kelestariannya.

“Pengembalian benda-benda ini juga berarti fasilitas penyimpanan dan pengelolaan di Indonesia sudah dianggap baik,” ujar Asep kepada BenarNews.

Selain itu pemerintah juga harus mulai menumbuhkan kepedulian di tengah masyarakat terhadap benda-benda budaya.

“Jangan sampai setelah benda-benda itu hilang, kita baru sadar bahwa itu adalah benda berharga,” terang Asep.

Artikel Ini Telah Terbit di BernarNews Dengan Judul : Belanda setuju kembalikan ratusan benda bersejarah Indonesia selama masa penjajahan

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka