BerandaSejarahJalan Berliku Proklamasi Kemerdekaan...

Jalan Berliku Proklamasi Kemerdekaan (1)

Terbaru

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana terbakar gelora kepahlawanannya, setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka.

Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, mereka bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) serta Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai Peristiwa Rengasdengklok.

Tujuannya adalah agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.

Altar ruang tamu 2
Rumah Djiaw Kie Siong di Rengasdengklok, Karawang dijadikan sebagai lokasi “penculikan” Sukarno-Hatta. (foto : wikipedia)

Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Achmad Soebardjo melakukan perundingan.

Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta, maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar ke Rengasdengklok.

Mereka menjemput Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang ke rumah masing-masing.

Mengingat bahwa Hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10.00 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda Tadashi untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI, diterima oleh para tokoh Indonesia.

Penyusunan naskah Proklamasi

(Selanjutnya)

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka