BerandaPolitikSiapa Yang Pantas Pimpin...

Siapa Yang Pantas Pimpin Kaltim ?

Terbaru

SAMARINDA, Proses pemilihan kepala daerah (Pilkada) akan berlangsung pada tahun 2024 mendatang.

Dimana, proses ini akan berjalan setelah pemilihan presiden dan legislatif nantinya.

Kaltim sendiri, menjadi salah satu provinsi yang menantikan sosok pemimpin tersebut untuk mengawal roda pemerintahan di Benua Etam.

Sejumlah sosok dan tokohpun mulai bermunculan, mulai dari incumbent atau petahana sampai wajah baru rasa lama yang juga memiliki sepak terjang di Bumi Mulawarman dan Kalimantan.

Adapun sosok itu ialah, Isran Noor, Hadi Mulyadi, Andi Harun, Rudi Masud, Mahyudin, Irianto Lambrie Edi Damansyah dan Ardiansyah Sulaiman

Sosok inipun tercatat semuanya pernah memimpin daerah di Kaltim dan menjadi politisi dengan mengisi kursi legislatif.

Bahkan juga pernah menjadi birokrat yang tembus menjadi Bupati.

Hadi Mulyadi pun turut ditanya mengenai persiapan di pemilihan gubernur (Pilgub) 2024.

“Kan begini. Ada pemilihan legislatif (Pileg), baru Pilgub. Jadi Pileg dulu dong yang pertama. Saya ikut ke sana dulu karena saya ketua partai. Kewajiban saya untuk membesarkan. Setelah Pileg itu hasilnya apa, baru kita mikir,” ungkap Hadi Mulyadi.

Ditanya apakah dirinya masih akan kembali maju bersama Isran Noor atau tidak pada 2024 nanti, Hadi enggan memberi jawaban spesifik.

“Saya sami’na wa atho’na,” ungkapnya singkat.

Pertanyaan lain kembali ditujukan kepada Hadi Mulyadi. Yakni perihal apakah Ketua DPW Partai Gelora Kaltim itu ada keinginan untuk maju sebagai orang nomor 1 di Kaltim.

“Enggak etis kalau saya maju. Enggak ada (keinginan). Kalau beliau (Isran Noor) masih maju, saya enggak punya keinginan. Selama beliau masih mau maju, saya tidak akan. Kalau beliau maju, dan minta dampingi, saya dampingi,” bebernya.

Hal senada disampaikan juga oleh Mahyudin, Mahyudin, membuka peluang maju di pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Timur di 2024, apabila masyarakat menginginkan dia maju.

Saat ini, Mahyudin yang menjadi Wakil Ketua DPD RI, di mana masa jabatan yang dia emban sejak 2019 itu akan berakhir di 2024 mendatang.

Selesai itu, dia berencana akan menyudahi dunia politik dengan memperbanyak ibadah, berkegiatan sosial, dan kembali mengurus bisnisnya.

“Tapi kalau banyak teman-teman saya minta saya untuk kembali ke daerah, ke Kaltim 1, akan kita pertimbangkan,” kata Mahyudin.

Mahyudin bilang dia lebih dulu akan melihat animo masyarakat, seperti di antaranya melalui hasil survei.

“Kalau memang saya dibutuhkan untuk membawa Kaltim jadi lebih baik, saya siap, tidak ada masalah. Selama manusia masih bernafas, jangan pernah berhenti berbuat baik. Sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna dan bermanfaat bagi manusia lainnya,” ujarnya.

Sementara itu, Andi Harun mengaku belum memikirkan untuk maju dalam pemilihan gubernur (pilgub) Kalimantan Timur (Kaltim) yang akan digelar pada akhir 2024.

 “Waduh, wali kota saja belum selesai. Itu nanti. Saya konsentrasi dulu untuk pemilihan legislatif dan pilpres,” ujarnya.

Andi mengaku masih fokus untuk penyelesaian tugas sebagai wali kota hingga masa jabatan berakhir pada 2025 dan tidak ingin terburu-buru untuk mengambil keputusan politik terkait pilgub Kaltim. 

Sejumlah pekerjaan untuk membangun Samarinda, lanjut Andi, masih harus diselesaikan agar Kota Tepian menjadi lebih baik.

“Soal yang nanti, ya nanti. Yang ada di depan mata dulu, amanah dari rakyat yang diberikan kepada kita. Hal yang jauh belum, terakhir yang sudah ada, harus diurusi dengan baik,” katanya.

Lalu, Sekretaris DPD Golkar Kaltim Muhammad Husni Fachruddin menyebut Rudy Mas’ud sebagai calon tunggal yang diusung saat kontestasi Pilgub 2024 mendatang.

Hal itu ia sampaikan seusai kegiatan halalbihalal seluruh Ketua dan Sekretaris DPD Golkar se-Kaltim dan unsur Fraksi serta Ormas di Aston Hotel Samarinda.

“Hasil rapat konsolidasimengusung calon tunggal Ketua DPD Golkar Kaltim Rudy Mas’ud sebagai calon gubernur Kaltim 2024,” kata Ayub sapaannya kepada awak media.

Kalau saat ini anda memilih, kepada siapa anda jatuhkan harapan untuk menjadi Gubernur Kaltim, klik link berikut dan conteng pilihan anda

https://www.powr.io/poll/i/37572065#page

Kata Pengamat

Sementara itu, Pengamat Politik, Pengamat Politik Universitas Mulawarman (Unmul) Prof DB Paranoan menilai, munculnya nama-nama baru di pemilihan gubernur (Pilgub) Kaltim 2018-2023 hanya sebatas ingin meramaikan.

Adapun nama-nama baru yang muncul di Pilgub Kaltim, yakni Mayjen TNI Soedarmo (Mantan Kabinda Kaltim), Harbiansyah (Ketua Nasdem Kaltim), dan Ketua DPRD Kutim Mahyunadi.

“Kalau saya lihat, orang ini hanya ingin meramaikan,” kata Paranoan.

Dia menilai, nama-nama tersebut tidak akan muncul apabila kondisi politik Kaltim stabil.

Bagi dia, karena tidak ada kepastian perahu yang dipegang para calon mengakibatkan bermunculan nama baru.

“Katakanlah politik Kaltim ini stabil, tidak akan berani atau muncul yang baru. Tapi karena kondisi politik tak stabil, ya muncullah  figur baru ini untuk meramaikan,” tuturnya.

Pengamat politik lainnya, Budiman, pengamat politik di Bumi Etam juga ikut berkomentar.

Budiman mengamati kondisi itu tidak terlepas dari tingkat kepuasan masyarakat dengan berbagai bentuk seperti kinerja yang efektif hingga menyentuh masyarakat.

Ia melihatnya dari sisi yang telah dilakukan salah satu figur, apa yang telah dilakukan masing-masing tokoh itu. Sebab hal itu sangat menentukan persepsi pemilih dan sangat menentukan pilihan dari pemilih.

“Nah kita bisa melihat sekarang apa yang telah dilakukan oleh pak Isran, apa yang telah dilakukan pak Hadi kemudian apa yang telah dilakukan oleh pak Andi Harun,”ujarnya.

Dari pandangannya saat ini, karya atau program kepada publik memiliki daya pengaruh yang sangat signifikan.

Sebagai contoh Andi Harun identik dengan Pro Bebaya kemudian sudah bisa mengurai kemacetan kota yang diakibatkan PKL.

“Kemudian mengenai program E-Parkir dibeberapa titik, nah beberapa program ini yang kemudian dapat mengalihkan pemilih tertuju padanya, belum lagi soal program penanggulangan banjir,” imbuh Ketua Program Studi S1 PIN Fisip Unmul.

Sementara Hadi Mulyadi sebagai Wagub Kaltim saat ini, sulit untuk memperlihatkan agendanya, karena posisi wakil di posisi pembantu gubernur.

“Maka dari itu yang membuat para pemilih tidak melihat kinerjanya, selama misalnya beliau dalam masa periodenya, meskipun secara visi-misi beliau kan berpasangan dengan pak Isran. Yang jadi persoalan sekarang apa yang telah dilakukan Isran – Hadi untuk Kaltim, kita belum melihatnya,” ucapnya.

Lanjut dia, keduanya sudah beberapa tahun memimpin, kita tidak pernah lihat apa yang telah dilakukan, baik itu sifatnya fisik atau sifatnya yang non pengembangan.

Hal paling menonjol dari pak Isran menurutnya, yakni perjuangan terhadap tenaga honorer yang ada di Pemprov Kaltim untuk tetap bekerja, dalam konteks ini pemilih-pemilih yang sifatnya PNS atau honorer itu memungkinkan pihaknya untuk tetap tertuju pada pak Isran dan pak Hadi.

Dilihat dari setiap program yang ada, kerja – kerja pelayanan identik dengan 01-nya bukan 02-nya, meskipun sebenarnya Hadi Mulyadi punya modal sosial, dijelaskan Budiman, Hadi identik dengan orang yang humanis, agamis kemudian merakyat seperti ada pesta pernikahan dan selalu menyumbangkan lagu.

“Setidaknya ini meninggalkan kesan tersendiri bagi masyarakat yang ada. Di mata pemilih potensi pak Hadi bisa sangat tinggi, kalau beliau mau benar-benar bertarung kedepan, karena beliau sudah punya modal sosial tadi,” ungkapnya.

Sementara Isran Noor lanjut dia perlu kerja keras, dalam arti selama masa periodenya ia bisa menampilkan program-program yang dimilikinya dalam bentuk apapun.

“Contohnya seperti Gubernur Kaltim periode lalu Awang Faroek, dengan beberapa infrastruktur yang berhasil didirikannya.
Artinya dari segi fisik yang bisa diliat orang dan tentu akan berkesan dimata masyarakat. Sampai detik ini, karya Isran Noor lewat pembangunan fisiknya tidak ada, kemudian kegiatan-kegiatan yang sifatnya pemberdayaan pada masyarakat-masyarakat juga tidak ada,” ujarnya

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka