BerandaHabar Provinsi KaltimNasionalisme Gen Z Perlu...

Nasionalisme Gen Z Perlu Ditingkatkan

Terbaru

SAMARINDA. Genereasi muda terutama generasi Z (gen Z) harus tetap memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, rasa cinta tanah air dan rasa ingin membela rakyat kecil yang masih miskin supaya semua sejahtera dan berkeadilan.

Demikian disampaikan Politikus dan Penggiat Pendidikan Emir Moeis pada acara kuliah umum bertemakan Pentingnya Ideologi dan Pembangunan Inklusif dalam Mendukung Provinsi Kalimantan Timur sebagai Episentrum Pertumbuhan Baru IKN Nusantara, di Universitas 17 Agustus Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (1/11).

“Saya melihat generasi Z sekarang agak kurang dalam berideologi. sebetulnya ada positifnya juga, jadi tidak terlalu ribut politik-politikan, tetapi takutnya nanti kepedulian mereka terhadap bangsa, nasionalisme mereka tidak ada. Kepedulian mereka lebih pada diri sendiri. Jadi ideologi mesti tetap ada, untuk memiliki wawasan kebangsaan dan membela rakyat kecil yang masih miskin. Jangan menjadi individualis,” ujarnya pada awak media.

Di hadapan sekitar 150 mahasiswa, Emir juga mengkhawatirkan generasi Z saat ini yang agaknya kurang suka dengan politik.

Anak muda sekarang, lanjutnya, borderless untuk itu ia berharap media massa, baik elektronik, on line (daring) maupun media cetak, turut berperan menggaungkan berita, informasi tentang nasionalisme.

“Kalau kita sudah seperti Amerika Serikat yang sudah kuat, anak mudanya mau borderless tidak masalah. Masalahnya kita ini masih jadi sumber pemerasan. Presiden Soekarno dalam ideologi Pancasilanya selalu bilang musuh kita adalah kemiskinan yang disebabkan oleh penjajah asing. zaman sekarang kemiskinan juga masih sangat banyak, termasuk di Kaltim, meski yang sangat kaya juga banyak. Tetapi penyebab kemiskinan sekarang adalah oligarki,” tegas Emir.

Misalnya, sambungnya, kekayaan dari Kelapa sawit, tambang, cuma berapa yang kembali ke rakyat kaltim.

“Nah itu harusnya dipotong untuk bantu sekolah-sekolah.Dan yang penting untuk di IKN mulai ada sekolah-sekolah unggulan setaraf sekolah unggulan di jakarta.,” kata Emir

Terkait ideologi di kalangan generasi Z, mantan dosen teknis industri dan teknik mesin di Universitas Indonesia itu juga meminta agar sikap nasionalisme harus tetap ada.

Semangat jiwa nasionalisme gen Z harus dikembalikan lagi. Mereka harus membela rakyat kecil supaya bisa maju berskala internasional.

“Itu ideologi yang mesti kita pegang sekarang. Bagaimana memajukan bangsa. Apalagi zaman sekarang ini perubahan begitu cepat. Anak muda harus belajar terus. Tidak peduli kuliah di universitas negeri atau swasta. Saya pernah kuliah di Massachusetts Institute of Technologi (MIT) atau Institut teknologi Massachusetts di Amerika Serikat. Tidak jauh beda dengan ITB, cuma mereka lembaga risetnya banyak. Jadi semua itu tergantung diri kalian. Belajar terus, karena ilmu berubah terus,” ujarnya lagi

Emir juga mengingatkan para mahasiswa Untag agar mengambil kesempatan dengan hadirnya IKN. Mengambil kesempatan menemukan inovasi-inovasi di era mobil listrik, dan perkembangan lainnya.

Sementara itu, Rektor Untag Dr Marjoni Rahman yang juga menjadi nara sumber mengatakan, proses pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan berlangsung hingga 20 tahun mendatang. Keterlibatan anak-anak Kalimantan Timur dalam pembangunan sebetulnya sudah ada.

“Rata-rata yang bekerja dalam pembangunan IKN adalah anak-anak Kaltim. Keterlibatan anak2 Kaltim sudah ada. Beberapa dosen teknik dari Untag juga ikut dilibatkan menjadi konsultan, karena sudah ada MOU supaya SDM dari perguruan tinggi di Kaltim termasuk dari Untag juga dipakai,” kata Marjoni.

Bahkan, lanjutnya, Direktorat Jenderal Balai Konstruksi Kementerian PUPR sudah mendidik 300-an orang untuk siap masuk ke IKN. Dosen-dosen teknik Untag banyak dipakai jadi konsultan, karena dosen-dosen teknik sipil Untag level doktornya banyak.

“Namun, sekarang tergantung kesiapan kita. Apakah mereka yang sudah dilatih itu mampu bekerja? kalau kita tidak siap ya kita kalah. Jadi jangan bilang IKN tdk melibatkan kita anak Kaltim. Ibarat sepak bola, kalau kalian tidak bisa main bola ya tdk bisa jadi pemain, cukup penonton,” jelas Marjoni.

Untuk itu, rektor Untag tersebut mengajak seluruh generasi Z, khususnya yang ada di Untag mulai sekarang mulai mempersiapkan diri. Persiapan itu jangan hanya mengharapkan dari kampus, tetapi juga dari luar.

“Ijazah saja tdk cukup, masih haru disertifikasi profesi, supaya nanti kalau lulus sudah siap pakai. Bahkan, anak-anak Untag harus menjadi SDM unggul bukan hanya di IKN tapi di mana pun. Saya mau 10-20 tahun lagi ada lulusan Untag jadi pemimpin atau pejabat di IKN,” tambahnya.

Untuk itu, imbuhnya, yang perlu diperbaiki oleh generasi Z saat ini, adalah percaya diri.

Jangan minder berhadapan dengan lulusan Universitas Indonesia, ITB, UGM dan perguruan tinggi negeri lainnya.

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka