BerandaHabar KotabaruTuding Wartawan Distorsi, Kadis...

Tuding Wartawan Distorsi, Kadis PUPR Minta Maaf

Terbaru

Kotabaru – Rapat Dengar Pendapat (RDP) Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) dengan DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten Kotabaru sempat menjadi sorotan.

Pasalnya, RDP yang dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Kotabaru, Syairi Mukhlis didampingi Wakil Ketua DPRD Kotabaru M Mukni dan Muhammad Arif dengan dihadiri oleh Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kotabaru, Suprapti Tri Astuti membahas masalah proyek peningkatan ruas jalan Lontar – Tanjung Seloka, di Ruang Rapat DPRD Kotabaru, Senin (23/05/20222).

Namun yang menjadi sorotan adalah pernyataan Kadis PUPR Kabupaten Kotabaru, Suprapti Tri Astuti yang menyatakan sengaja menolak untuk memberi keterangan kepada sejumlah awak media, perihal mundurnya kontraktor yang memenangkan tender proyek jalan Lontar – Tanjung Seloka. 

IMG 20220524 WA0015

“Beberapa media yang ingin Konfirmasi kepadanya tentang proyek Lontar – Tanjung Seloka, terus terang saya tolak, karena saya tidak mau ada distorsi,” ucap Tuti.

Lebih jauh Tuti juga menambahkan, menurutnya pernyataan yang disampaikan di media massa tidak menyelesaikan masalah, malah akan membias, menjadi ribet dan akan ditambah – tambahi,” beber Tuti.

Pernyataan Tuti tersebut sontak menuai respon dari salah satu anggota DPRD Kotabaru Awaludin.

Menurut anggota DPRD Kotabaru Awaluddin, sebagai pejabat publik, Kadis PURP mestinya menerima dan menanggapi para wartawan untuk konfirmasi bukan malah ditolak.

“Berikan lah penjelasan kepada wartawan sesuai apa yang terjadi, bukan menghindar,” tutur Awal panggilan akrabnya.

Merasa tidak terima dengan ucapan Kadis PURP tentang kata”DISTORSI” yang diucapkannya, belasan wartawan yang terhimpun dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kotabaru mencoba untuk bertemu di kantornya dan mengkonfirmasi ucapan Kadis PURP Kotabaru tadi.

Namun ketika ingin dilakukan konfirmasi Tuti justru beralasan sibuk.

“Nanti, saya sedang sibuk,” Ucap Tuti.

Kemudian, Ditemui sekitar jam 17.30 WITA di halaman kantor Bupati Kotabaru. Akhirnya Kadis PUPR tersebut bersedia meluangkan waktu dan dikonfirmasi ihwal maksud dari perkataannya tersebut.

Tuti mengaku jika dirinya memang paling susah ketika dihubungi. “Saya memang susah dihubungi karena terkait beberapa berita, pada saat bicara ternyata ada yang tidak sesuai dengan apa yang saya sampaikan,” cetus Tuti.

Terlebih menurut Tuti, kadang – kadang pemahaman kita berbeda, pada saat dirinya menyatakan A nanti malah yang keluar B. “Karena bahasa itu dan pengertian orang berbeda kenapa saya tidak mau menyampaikan pada saat kondisinya tidak memungkinkan,” tambah Tuti.

Sementara itu kata Tuti, terkait Distorsi itu bukan berarti bahwa apa yang disampaikan itu salah keseluruhan. “Tapi apa yang disampaikan membuat pemahaman orang tidak sama dengan apa yang saya maksud. Lain halnya jika acara formal, bisa langsung di expose ,” terang Tuti.

Lebih jauh lagi Tuti mengatakan, jika dirinya memberikan keterangan terkait berita harus sama dengan yang diungkapkan dirinya.

“Terkadang saya tekani beritanya, harus sama dengan yang saya ketik, itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ucapnya.

“Klo memang ada kesalahan pahaman saya minta maaf. Saya tidak mau bikin suasana tambah ribut pada saat ada berita tersebut, kita berkoar-koar berkomentar malah akhirnya ribut bukan bukanya mendinginkan tapi malah tambah ribut. Terlebih maksud ucapan saya tidak bermaksud menuding wartawan sebagai pelaku yang mendistorsi informasi,” Pungkasnya.

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka