Bisnis jual-beli tanaman hias di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mulai sepi peminat. Kondisi ini sudah berlangsung sejak pendemi berakhir.
Seorang penjual tanaman hias, harjo (43) mengatakan, trend pembelian bunga saat pandemi Covid-19 di 2020 sangat tinggi. Namun, sejak berakhirnya pendemi, minat warga beli bunga justru menurun.
“Sejak pendemi kemaren jualan saya sangat laris, tapi setelah berakhirnya pendemi kemaren lambat laun pembeli dan minat masyarakat yang mau membeli tanaman hias semakin berkurang” Terang Hasbi, pemilik toko bunga Asflower di Jalan Meratus No.50, Guntung Manggis, Sabtu (10/09/22)
Kini omset yang diperolehnya dalam sehari hanya berkisar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Sedangkan sebelum awal tahun 2022, omzetnya mencapai Rp 5 juta per hari.
Menurutnya, tingginya minat masyarakat membeli bunga pada menjelang akhir 2020 karena masih banyak masyarakat yang menjalankan aktivitas di rumah serta aktivitas sekolah pun juga dari rumah sehingga banyak ibu rumah tangga yang menyalurkan hobinya untuk bertanam.
“Pernah saya tanya beberapa pembeli yang datang kesini, dominan yang memebeli tananaman saat pendemi itu untuk mengusir rasa jenuh dan bosan disaat WFH dimasa pendemi kemaren” katanya
Harjo mengatakan tanaman hias yang paling laris diburu oleh pembeli adalah jenis aglonema merah. Tanaman hias itu adalah jenis yang paling mahal dijual di tempatnya yaitu Rp 320 ribu.
“Yang paling laris kemaren itu, tanamam jenis aglonema karena viral pada saat itu, saya pun menjual tanaman tersebut mulai dari 30 ribu sampai harga 400 ribuan. Padahal masih ada lagi yang lebih mahal namun saya tidak berani menjualnya, takutnya kalau tidak laku dan rusak.” ucapnya.
Harga tanaman yang dijual di toko tersebut bermacam-macam mulai yang paling murah Rp 3.000, yakni bunga melati mini dan yang paling mahal adalah tanaman jenis Anggrek dengan harga Rp 500.000.
Selain menjual tanaman hias, ia juga menjual pupuk kompos dan organik, tanah, pot, bibit buah, rumput, dekor tanaman hias, bunga plastik, keramik dan lainnya.
