BerandaHabar BanjarbaruAnggota DPRD Banjarbaru Soroti...

Anggota DPRD Banjarbaru Soroti Isu Tak Sedap Terpa Dunia Pendidikan Di Kota Banjarbaru

Terbaru

Banjarbaru – Dunia Pendidikan di Kota Banjarbaru baru-baru ini sempat diterpa isu tak sedap terkait dugaan tindak intoleransi, pasalnya salah satu sekolah menengah atas di Kota berjuluk kota idaman tersebut mengadakan kegiatan sekolah yang bertepatan dengan hari libur nasional keagamaan. 

Hal ini sontak mendapat sorotan dari berbagai pihak, salah satunya yakni Wakil Ketua Komisi III DPRD Banjarbaru, Emi Lasari. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyayangkan dengan isu yang menerpa dunia pendidikan di Kota berjuluk Kota Idaman tersebut.

Dikatakannya, jika negara berlandaskan Undang-Undang 1945, Pancasila, dan kebhineka tunggal ikaan yang notabene beraneka ragam agama, suku dan budaya, seharusnya bisa menjadi pemicu tumbuhnya rasa toleransi saling menghargai satu sama lain.

“Itu seharusnya menjadi bagian dari pondasi kekuatan bangsa. Sehingga, sekolah selaku ujung tombak pendidikan  memberikan pelajaran pengajaran dan pendidikan yang tepat,” ujarnya. Kamis (19/05/2022).

Menurutnya pula adanya libur nasional yang ditetapkan oleh pemerintah juga pasti memiliki tujuan. Lalu, jika sekolah tetap memaksakan melakukan kegiatan, itu sama saja tidak menghargai. Terlebih, toleransi seharusnya dapat ditanamkan sejak dini, baik melalui keluarga ataupun pendidikan sekolah yang notabenenya merupakan wadah pembentukan karakter anak.

“Menjaga toleransi itu harus ditanamkan sejak dini, karena pembentukan karakter anak bangsa itu pertama dari keluarga, kedua dari dunia pendidikan sekolah. Nah, kedua komponen ini juga harus meletakkan pondasi toleransi yang sangat tinggi,” ungkapnya.

Lebih jauh dikatakan Emi, Jika toleransi para generasi muda tidak diperkuat sejak dini, menurut Emi akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan kesatuan dan persatuan bangsa kedepannya. Oleh karena itu, menurutnya instansi pemerintah terkait seharusnya tidak menganggap persoalan ini sebelah mata dan membiarkan begitu saja hal tersebut.

“Jika kegiatan ini memang tidak tepat harusnya ada instruksi yang jelas ketika hari-hari libur keagamaan tidak boleh melakukan aktivitas-aktivitas yang merupakan agenda sekolah,” bebernya.

Dikhawatirkan, jika hal ini dianggap sebelah mata, menurut Emi akan berdampak terhadap anak untuk tidak mengerti makna toleransi antar umat beragama tersebut.

“Karena kita khawatir dampaknya nanti menjadi tidak mendidik siswa untuk bertoleransi terhadap perbedaan agama,” pungkasnya.

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka