BerandaHabar BanjarPemkab Banjar Tingkatkan Wawasan...

Pemkab Banjar Tingkatkan Wawasan Kader Posyandu

Terbaru

Proses tumbuh dan kembang anak balita merupakan hal yang penting, karena menentukan masa depan anak, fisik maupun jiwa dan kepribadian. 

Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya proses tumbuh kembang anak termasuk penekanan dan pencegahan adanya kasus baru stunting dan gizi buruk. Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Kesehatan mengadakan acara pertemuan yang diadakan selama tiga hari di Hotel Q Dafam Banjarbaru pada Selasa (28/06/2022).

Untuk hari pertama ini ada 96 kader posyandu yang berhadir. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan para kader posyandu kata Dr. Rusmasari Marisya,S.Km,M.Ap, selaku Kepala Seksi Promkes, Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar.

IMG 20220628 WA0026

“Dalam pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya dan pengetahuan kader posyandu tentang perkembangan tumbuh kembang balita, sehingga kader posyandu bisa mendeteksi dini balita dengan antropometri seperti berat badan, tinggi badan atau panjang badan,” Kata Dr.Rusma.

Dr. Rusma juga menambahkan bahwa keterampilan para kader posyandu dinilai sangat penting karena jika kader posyandu salah dalam mengukur bisa menjadikan status balita menjadi stunting. Jadi para kader juga harus ada pemantauan apakah program penguatan tumbuh dan kembang pada balita ini berjalan lancar di posyandunya.

“Selain mengadakan pertemuan seperti ini, jadi di posyandu itu ketika mereka melakukan pelayanan kepada masyarakat kita melihat apakah kader-kader ini benar  mampu melakukan tugasnya untuk pemantauan stunting itu, dan harapan kami untuk kader-kader ini adalah kader yang handal dan bisa menurunkan status stunting di Kabupaten Banjar,” tuturnya.

IMG 20220628 WA0027

Sementara itu, diungkapkan Magdalena,M.Kes Dosen Poltekkes Banjarmasin jika Di Kabupaten Banjar memang angka stunting masih terbilang tinggi dan masih ditemukan kasus gizi buruk di beberapa desa. Kasus stunting dan gizi buruk ini berbeda begitupun penanganan nya.

“Kalau gizi buruk itu ada standar untuk mencapai berat badan yang sesuai umurnya, sedangkan stunting itu melihat standar tinggi badan sesuai umurnya, untuk stunting bisa dilihat dari umur 2 tahun kalau gizi buruk bisa dilihat sejak bayi, untuk penanganan itu makanya sangat diperlukan kerja sama di segala sektor Pemerintahan,” Jelas Magdalena.

IMG 20220628 WA0028

Menanggapi hal itu, salah satu kader posyandu dari desa Tungkaran Siti Hajar Widyowati mengatakan peran kader sangat penting bahkan kader menjadi ujung tombak dari program penguatan perkembangan tumbuh dan kembang balita, kader juga diwajibkan melakukan usaha yang terbaik agar bisa menurunkan kasus stunting dan gizi buruk di desanya.

“Jadi di posyandu kami sendiri setiap bulan kegiatan posyandu biasanya penunjang untuk pola tumbuh kembang anak ini adanya sosialisasi tim gizi dari puskesmas martapura 2 untuk masalah gizi dan pola asuh anak, memang di desa kami sendiri ada beberapa kasus stunting penyebab sendiri karena ada beberapa faktor misal dari faktor pendidikan orang tua, dan kesadaran masyarakat ke posyandu masih kurang. Harapan saya untuk pemerintah terutama Dinkes agar melengkapi fasilitas posyandu dan sering memberikan pelatihan kepada kader supaya kader bisa merangkul masyarakat tentang pola asuh tumbuh dan kembang anak,” harap Siti Hajar.

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka