BerandaHabar BanjarGelar Rembuk Stunting, Pemkab...

Gelar Rembuk Stunting, Pemkab Banjar Optimis Turunkan 8,7 Persen Pertahun

Terbaru

Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinsos P3A P2KB Kabupaten Banjar menggelar kegiatan Rembuk Stunting Ranpasti (Strategi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting) yang mana acara ini merupakan tindak lanjutan dari program sebelumnya yaitu audit pembentukan tim pendamping keluarga dan melihat faktor penyebab tingginya kasus stunting di Kabupaten Banjar.

Sebanyak 120 peserta dari segala sektor Pemerintahan di Kabupaten Banjar yang terdiri dari Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Banjar, Ketua TP PKK Kabupaten Banjar, Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Banjar, Direktur RS Ratu Zalecha, Camat se Kabupaten Banjar, Kepala UPT Puskesmas Desa Lokus Stunting IPEKB Kabupaten Banjar, Ketua IBI Cabang Kabupaten Banjar, Ketua Baznas Kabupaten Banjar, Ketua Forum Csr, Pembakal Lokus Stunting, Ketua Forum Anak Kabupaten Banjar dan perwakilan masyarakat menghadiri acara Rembuk Stunting Ranpasti di Aston Banua Hotel pada Kamis (23/06/2022) Pagi.  

Tim pendamping sendiri terbagi menjadi 2 yaitu Tim Audit Stunting yang meliputi (Dinkes, dokter, ahli gizi dan skpd terkait), lalu ada tim percepatan penurunan stunting yang meliputi (kader kb, pkk,bidan desa, sampai pembakal tiap kecamatan). 

IMG 20220623 WA0058

Acara ini sendiri bertujuan untuk menekan angka stunting yang ada di Kabupaten Banjar karena sekarang ini angka persentase stunting di kalsel khususnya di Kabupaten Banjar lumayan tinggi seperti yang dijelaskan oleh Bupati Banjar H. Saidi Mansyur.

“Berdasarkan hasil studi status gizi balita indonesia (SSGBI) 2021 menunjukkan bahwa Kalsel termasuk dalam 6 provinsi dengan prevalensi angka stunting tertinggi yaitu 30% dan untuk Kabupaten Banjar sendiri sebesar 40,2%. Untuk itu perlu dilaksanakan Rembuk ini sebagai upaya konvergensi percepatan pencegahan angka stunting di Kabupaten Banjar Agar target indikator dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMH) di bidang kesehatan 2020-2024 terwujud,” Ungkap Bupati Banjar.

IMG 20220623 WA0052

Sementara itu, Ditambahkan Wakil Bupati Banjar H. Said Idrus Al-Habsyie bahwa sebagai komitmen dalam melakukan percepatan pencegahan dan penurunan stunting maka Pemerintah Kabupaten Banjar melaksanakan aksi 3 yaitu rembuk stunting dari 8 aksi percepatan pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi.

“Kami laporkan juga Pemerintah Kabupaten Banjar telah membentuk tim percepatan, pencegahan dan penurunan stunting atau TPPS tingkat kabupaten, 20 TPPS kecamatan dan 290 TPPS desa, serta telah dibentuk tim pendamping keluarga/TPK sebanyak 432 TPK yang berguna untuk meningkatkan akses informasi dan pelayanan melalui : penyuluhan, pelayanan rujukan, fasilitas penerimaan program bantuan sosial dan mendeteksi risiko stunting spesifik dan sensitif,” Tambah Wabup Banjar.

IMG 20220623 WA0029

Di sisi lain, hal tersebut kata Alfisah selaku Kabid KB Dinas Sosial P3A P2KB Kabupaten Banjar, Program TPPS dan TPK ini tidak terlepas dari peran Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar yang terus berupaya agar setiap tahunnya angka stunting bisa turun sesuai target Pemerintah.

“Untuk Program dari dinsos sendiri sesuai peraturan pusat yaitu pembentukan TPPS selain itu ada TPK tadi karena kita tahu bahwa 30 persen faktor stunting itu dari faktor spesifik, dengan TPK ini akan menyasar keluarga yang berisiko stunting, dan bila ditemukan keluarga yang berisiko stunting maka akan dilakukan edukasi dan pendampingan, untuk target kedepan sesuai dengan target nasional kita harus menurunkan setiap tahun nya itu sebesar 8,7%, kita optimis bisa menurunkan angka stunting, juga bekerja sama dengan instansi terkait, dan harapan nya semoga tidak ada kasus stunting baru, selain membentuk tim kita juga melakukan audit jadi mencari tahu penyebab stunting, karena penyebab stunting juga bukan hanya dari faktor spesifik tapi juga sensitif termasuk sanitasi atau air bersih,” papar Alfisah.

IMG 20220623 WA0030

Disamping itu, ditambahkan Titi Hidayati Analis Gizi Dinkes Kabupaten Banjar jika upaya untuk intervensi spesifik itu sendiri mencakup banyak hal.

“Seperti pemberian tablet penambah darah bagi remaja, pemberian asi eksklusif, inisiasi menyusui dini, pemberian bahan makanan tambahan ibu hamil, penderita gizi buruk, suplementasi gizi buruk, dengan harapan supaya tidak ada kasus baru,” kata Titi.

Sementara itu, Titi juga menjelaskan jika sasarannya sendiri terdiri dari remaja, pasangan usia subur atau calon pengantin.

“Jadi 3 bulan sebelum pernikahan harus di screening, trus ibu hamil, bayi dan balita. Jika balita sudah terkena stunting kita atasi sebelum berumur lewat 2 tahun, dengan harapan bisa mengejar ketinggalan sehingga tidak stunting, kalau yang belum terjadi ya dari remaja tadi kita beri pencegahan,” tutup Titi.

Trending Minggu Ini

Kamu mungkin juga suka