Sering dengan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu lalu menyebabkan berbagai dampak dari segala sektor perekonomian, salah satunya yakni sektor pertambangan, tepatnya para penambang pasir di Desa Awang Bangkal, Kabupaten Banjar.
Bagaimana tidak, menurut pengakuan salah seorang buruh pasir di Awang Bangkal, kini pihaknya tengah berencana menaikkan harga pasir, menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), sebab, katanya Solar adalah modal utama yang wajib dikeluarkan dalam segala aktivitas pertambangan Pasir terutama di desa Awang Bangkal kecamatan karang Intan kabupaten Banjar.
Dikatakan Muhammad, untuk menentukan harga pasir baru yang semestinya, pihaknya satt ini tengah mengamati perkembangan pasar.

“Dulu harga pasir kisaran 1 kubiknya Rp 55000 sampai Rp 60000, sekarang harga pasir Rp 75000 bahkan tembus sampai harga Rp 85000,” Ungkapnya, senin (26/09).
Diakuinya pula, Pihaknya tengah mengamati kondisi pasar untuk menentukan harga pasir usai kenaikan BBM, lantaran dengan pertimbangan yang sangat panjang, dapat mengantisipasi harga pasir baru mengakibatkan penjualan menurun dan tak ada pemasukan bagi buruh pasir.
“Ada kemungkinan harga pasir naik, tapi sekarang kami masih meliat dan merespon pasar, seandainya kami naikan juga toh kami meliat teman-teman supir keberatan apa engga? ,” Tuturnya.

Disisi lain, Arif seorang supir Truk mengaku, Kenaikan solar tentu sangat memberatkannya, kenaikan harga BBM jenis solar tentunya berpengaruh terhadap biaya operasional pihaknya.
“Bagi sebagian orang mungkin biasa, karena menganggap sedikit kenaikannya, kalau bagi kami yang punya armada truk, cukup banyak, Apalagi kalau pengiriman jauh,” pungkasnya.
Terlebih, Selain dengan naiknya harga BBM, kata arif, keberadaan solar di Banjarbaru juga perlu diperhatikan, stok solar sering kali langka, kalau pun ada jumlahnya terbatas.